Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Nitikan mengadakan acara Syawalan - Halal Bi Halal pada tanggal 8 dan 9 April 2024 di Masjid Sulthonain. Hari Senin, 8 April 2024 merupakan halal bi halal bagi pengurus PRM dan bapak-bapak atau pemuda masjid-mushola se Nitikan. Sedangkan hari Selasa, 9 April 2024 adalah agenda halal bi halal bagi pengurus PRA Nitikan dan ibu-ibu atau pemudi masjid-muhsola se Nitikan. Acara ini menjadi momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi dan merayakan Hari Raya Idul Fitri dan keberkahan bulan Syawal setelah berakhirnya bulan Ramadan.

Acara Halal Bi Halal ini diselenggarakan sebagai upaya untuk melestarikan tradisi yang telah diwariskan oleh para sesepuh Nitikan. Halal Bi Halal merupakan kesempatan berharga bagi masyarakat Nitikan untuk silaturahmi, saling memaafkan, mempererat hubungan kekeluargaan, serta merayakan kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Secara khusus acara halal bi halal PRM Nitikan menghadirkan Ustadz H. Djam'an Muhyidin dari Magelang untuk memberikan tausyiyah. Kehadiran Ustadz Djam'an Muhyidin diharapkan dapat memberikan wawasan dan semangat baru kepada peserta untuk lebih mendalami nilai-nilai spiritual dan sosial dari acara ini.


Sekilas Sulthonain dan Syawalan

Sulthonain adalah masjid Nitikan atau Panitikan yang didirikan atas perintah Panembahan Senopati, raja pertama Mataram Islam (Serat Sri Nata, Babat Tanah Jawi, perpustakaan Kasunanan Surakarta). Nama Masjid Sulthonain (masjid yang dimiliki 2 raja, Surakarta dan Yogyakarta) merujuk pada peristiwa Perjanjian Giyanti. Dalam perjanjian itu semua aset kerajaan Mataram dibagi dua, termasuk masjid Nitikan.

Sementara itu kegiatan syawalan pada malam hari raya idul fitri bermula dari kebiasaan masyarakat yang sowan kepada Kyai Ketib. Kyai Ketib adalah juru kunci kamasjidan yang diberi tugas oleh Kraton untuk menjaga, memelihara dan memakmurkan masjid Nitikan. Dalam sejarahnya Pisowanan (halal bi halal) masyarakat dalam rangka hari raya idul fitri dilaksanakan setiap malam hari raya karena setelah shalat hari raya idul fitri, Kyai Ketib bertugas di Kraton. Sejak itu hingga saat ini syawalan masyarakat Nitikan dilaksanakan malam hari raya, sebelum shalat idul fitri.